"Siapa kau ?"
“Aku cuma seorang korban dari pergantian takdir”
“kau memakai topeng.........”
“Topeng ini bukanlah hanya dari meja hias semata, tapi ini merupakan sisa-sisa dari suara rakyat yang kini mulai punah dan menghilang”. Jawab V.
Kutipan di atas merupakan petikan dialog dari film ‘V for Vendetta’ cerita oleh Allan Moore dan David Lloyd. Setidaknya begitulah petikan-petikan yang masih teringat dalam benak saya sampai sekarang. Sejak setelah menonton beberapa tahun yang lalu, film yang
menceritakan seorang pria bertopeng berjuang sendirian sebagai pahlawan revolusi ini, menginspirasi saya untuk membuat sebuah karikatur.
Dalam film ini, saya mendapat pelajaran bahwa tak sepenuhnya kekuasaan berada pada satu titik tertentu, karena di pojok sana ada sesuatu yang tak ingin tersiksa karena satu titik kekuasaan tersebut. Ini menjadikan sesuatu tersebut bergerak melawan kekuasan untuk masa yang labih baik. Kita dituntut harus bisa menyuarakan apapun yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kritis.
“Politikus, menggunakan tipuan untuk menutupi kebenaran, sedangkan seniman menggunakan tipuan untuk mengabarkan kebenaran”. Inilah kalimat yang saya tulis dalam karikatur terinspirasi dari film ini. Media Indonesia, Halaman Move, edisi 20 oktober 2013
“Aku cuma seorang korban dari pergantian takdir”
“kau memakai topeng.........”
“Topeng ini bukanlah hanya dari meja hias semata, tapi ini merupakan sisa-sisa dari suara rakyat yang kini mulai punah dan menghilang”. Jawab V.
Kutipan di atas merupakan petikan dialog dari film ‘V for Vendetta’ cerita oleh Allan Moore dan David Lloyd. Setidaknya begitulah petikan-petikan yang masih teringat dalam benak saya sampai sekarang. Sejak setelah menonton beberapa tahun yang lalu, film yang
menceritakan seorang pria bertopeng berjuang sendirian sebagai pahlawan revolusi ini, menginspirasi saya untuk membuat sebuah karikatur.
Dalam film ini, saya mendapat pelajaran bahwa tak sepenuhnya kekuasaan berada pada satu titik tertentu, karena di pojok sana ada sesuatu yang tak ingin tersiksa karena satu titik kekuasaan tersebut. Ini menjadikan sesuatu tersebut bergerak melawan kekuasan untuk masa yang labih baik. Kita dituntut harus bisa menyuarakan apapun yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kritis.
“Politikus, menggunakan tipuan untuk menutupi kebenaran, sedangkan seniman menggunakan tipuan untuk mengabarkan kebenaran”. Inilah kalimat yang saya tulis dalam karikatur terinspirasi dari film ini. Media Indonesia, Halaman Move, edisi 20 oktober 2013
test
BalasHapus